SEJARAH SYAIR GULUNG DI KETAPANG
DOI:
https://doi.org/10.31571/masa.v1i1.1516Abstract
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Sejarah Syair Gulung di Ketapangâ€. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah sejarah syair gulung di Ketapang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat dan peneliti sejarah lokal yang ada di Kalimantan Barat. Penelitian ini adalah penelitian sejarah maka peneliti menggunakan metode sejarah yang ditulis dengan deskriptif analitis dengan langkah atau tahapan, yaitu : 1). Heuristik, 2). Kritik Sumber, 3). Interpretasi, 4). Historiografi. Dalam memperoleh data-data penelitian ini, peneliti menggunakan metode sumber primer, sekunder dan tradisi lisan atau folklor di dalam heuristik dengan menggunakan metode sejarah lisan.Hasil penelitian syair gulung pada awalnya hanyalah sebuah bentuk karangan atau disebut kengkarangan yang berada di Tanah Kayong, Tanah Tanjungpura yang sekarang bernama Kabupaten Ketapang. Ada juga yang menyebutnya Syair Layang karena isinya hanya selayang pandang. Lambat laun berubah menjadi syair gulung dikarenakan ditulis di atas kertas kemudian digulung dan disimpan di dalam parug burung. Isinya berupa bait-bait kata yang mengandung nasehat dan petunjuk hidup kepada masyarakat Melayu. Terdapat tiga fase syair gulung, yakni fase Kerajaan Tanjungpura yang diwakili oleh Syair Pangeran Syarif, fase kedua fase syair gulung jenaka, fase ketiga fase syair gulung berisi kritik sosial.
Â
Kata kunci: sejarah, Syair Gulung, Ketapang
Â
Abstract
The tittle of of this research is “The history of Syair Gulungâ€. The main problem of this research is how the history of Syair Gulung in Ketapang. The results of this research hopely could giving a contribution for the mass society and the researchers of local history studies in West Kalimantan. The research is a historical research. The methods of the research is descriptive-analitic includes four stages : 1) heuristic 2) verification 3) interpretation 4) historiography. The methodologies of research have been with a primary source, a secondary source, and oral tradition or folklore in heuristic with the oral history methods.The results of this research is in the beginning with namely of Syair Gulung is Kengkarangan, in Kayong Land, Tanjungpura Kingdom in nowdays becoming popular with Ketapang Regency. The several society knowing Syair Gulung with Syair Layang. At this time people knowing with Syair Gulung due to writed in paper and then rolled up and saved in the bird beak. The contents of Syair Gulung is a stanzas with the advice and life wisdom for Malay societies. The Syair Gulung includes three phases, such as The Tanjungpura Kingdom phase with with Syair Pangeran Syarif, The witty phase, and the social critics phase.
Â
Keywords: history, Syair Gulung, KetapangDownloads
References
Akmal, Akmal. 2015. Kebudayaan Melayu Riau (Pantun,Syair,Gurindam). Jurnal Dakwah Risalah. Ejournal.uin-suska.ac.id Vol 26, No.4.
Anwar, Armansyah. 2015. Syair Melayu Riau (Sebuah Tinjauan Makna dan Identitas). Jurnal KOBA Volume 02, No.2 Oktober 2015.
Latupapua. 2012. Kapata Sastra Lisan di Maluku Tengah. Maluku:Balai Pelestarian Budaya Maluku.
Rampan, Koni Layun. 2014. Perjalanan Sastra Indonesia. Jakarta: Gunung Jati.
Rahayu, D. 2011. Analisis Struktur Kumpulan Syair Melayu Ketapang Karya Khairani K. UNTAN: Tidak dipublikasi.
Riza, Muhammad. 2010. Internalisasi Ayat-ayat Al-Qur’an dalam Sastra Melayu (Studi Syair Gulung Adat Budaya Melayu Tanah Kayung). Skripsi Sarjana, Fakultas Usluhuddin, UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Â
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors should sign the copyright transfer agreement when they have approved the final proofs sent by MASA prior to the publication.