PERTUMBUHAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir) PADA MEDIA PRAKTIKUM HIDROPONIK RAKIT APUNG DENGAN PERBEDAAN NUTRISI
Keywords:
rakit apung, nutrisi, pertumbuhan Ipomoea reptansAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) dengan parameter panjang akar, tinggi tanaman, jumlah daun, kadar klorofil, berat basah dan kering selama 14 hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan faktor utama yaitu metode hidroponik rakit apung statis dan dinamis, dan empat rasio nutrisi (N1, N2, N3 dan N4) dan kombinasi keduanya dengan 3 kali ulangan. Pengamatan dilakukan setiap 2 hari sekali selama 7 kali. Data dianalisis menggunakan SAS dan dilanjutkan dengan LSD pada alfa 0.05 bila ada perlakuan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan pada metode rakit apung dinamis lebih tinggi secara signifikan dibandingkan pertumbuhan pada metode rakit apung statis, sementara dari 4 rasio nutrisi yang berbeda, N4 (ab mix) memberikan nilai pertumbuhan tertinggi secara signifikan dibandingkan nutrisi lainnya. Pertumbuhan tanaman kangkung darat lebih tinggi secara signifikan pada kombinasi metode dinamis dan rasio N4, dibandingkan dengan kombinasi lainnya.
Downloads
References
Affandi, A. (1983). Pedoman bercocok tanam. Jakarta: Departemen Pertanian Satuan Pengendali BIMAS.
Asikin, Nurul. (2011). Pengaruh sistem hidroponik dan hara terhadap produksi selada (lactuca sativa) serta implementasinya dalam pembuatan film hidroponik sebagai media pembelajaran pada materi bioteknologi di kelas XII SMA. Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Cooper, A. (1996). The ABC of NFT. Casper Publ. Pty Ltb. Narrabeen. 171p.
Furoidah, N. (2018). Efektivitas Penggunaan AB Mix terhadap pertumbuhan beberapa varietas sawi (Brassica sp.). Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian, 2 (2).
Haryanti, R., B. (2015). Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon dan Ketebalan Daun Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus vulgaris L). Jurnal anatomi Fisiologi. Vol XXIII: No 1 , Hal 47-56.
Herwibowo, K., & Budiana. (2014). Hidroponik Sayuran Untuk Sayuran dan Bisnis. Jakarta: Penebar Swadaya.
Iqbal, M. (2006). Penggunaan pupuk majemuk sebagai sumber hara pada budidaya bayam secara hidroponik dengan tiga cara fertigasi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Khayati M., N, Haryanti S, Laksnawati. (2015). The Impact of training on the management of children with cough of the healt workers’ knowledge, attitude and skills in management of cough and breathing difficulties. Intenational Journal of Research in Medical Sciences. Khayati FN et al. Int J Res Med Sci. 2015 Dec; 3 (Suppl 1); S47-S52.
Kusumah, M. (2011). Pengaruh Berbagai Macam Sumber Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Licopersicum esculentum Mill) Pada Sistem Hidroponik Sumbu.JurnalRepository.http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/6480?show=full.
Lakitan, B. (2011). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Larcher, W. (1975). Physiological Plant Ecology: Ecophysiology and Stress Physiology of Functional Groups. Third Edition. Springer. New York.
Liferdi, L. (2010). Efek Pemberian Fosfor Terhadap Pertumbuhan dan Status Hara pada Bibit Manggis. Jurnal Hort. Vol 20 (1): 18-26.
Ma’aruf dan Sinaga. (2015). Tenggapan Hasil Pertumbuhan Tanaman Jagung Akibat Pemberian Pupuk Urea, SP-36 dan KCL. Jurnal Online. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat.
Martana, Hadiyanto, Siswadi. (2015). Kajian pengaruh pemberian dosis pupuk SP-36 terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas jagung manis (Zea mays saccarata strut). Innofram, 15 (2).
Moesa, Z. (2016). Hidroponik Kreatif. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Polii, M.G.M. (2009). Respon produksi tanaman kangkung darat (ipomoea reptans poir) terhadap variasi waktu pemberian pupuk kotoran ayam. Jurnal Soil Environmnt 1: 18-22.
Prastio, U. (2015). Panen sayuran hidroponik setiap minggu. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Purwadi. (2017). Pertumbuhan dan kadar protein pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) dengan pemberian pupuk organik cair (POC) berbahan dasar sabut kelapa dan limbah cair tahu. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Salisburry, F. B., and C. W. Ross. (1991). Plant physiology, 4th ed. Wadsworth Publishing company. Belmont.
Sitompul dan Guritno. (1995). Analisis pertumbuhan tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Subandi, Salam dan Frasetya.(2015). Pengaruh berbagai macam nilai EC (Electrical Conductivity) terhadap pertumbuhan dan hasil bayam (Amaranthus sp.) Pada Hidroponik Sistem Rakit Apung (Floating Hydroponics System).(Online). Jurnal Istek, 9 (2) 136-152.
Sumenda, L., Rumpe, H.L., dan Mantiri, F.R. (2011). Analisis kandungan klorofil daun mangga (Mangifera indica L) pada tingkat perkembangan daun yang berbeda. Jurnal Biosiagas, 1, 20-24.
Surtinah. (2016). Penambahan oksigen pada media tanam hidroponik terhadap pertumbuhan Pakcoy (Brassica rapa). Jurnal Bibiet, 1 (1), 27-35.
Sutiyoso, Ir. Yos. (2004). Hidroponik Ala Yos. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tintondp. (2015). Hidroponik Wick System. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Winata. R. (2011). Studi hara dan sistem hidroponik untuk pertumbuhan selada (Lactuca Sativa L) serta implementasinya dalam pembuatan multimedia powerpoint interaktif pada submateri pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan tumbuhan di kelas XII SMA. Skripsi. Pontianak: Universitas Tanjungpura, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.