MELANGKAH MENUJU LITERASI EKOLOGI DENGAN PENDEKATAN SPATIAL CITIZENSHIP

Authors

  • Ihsan Nurhakim IKIP PGRI Pontianak
  • Ivan Veriansyah IKIP PGRI Pontianak
  • Dian Equanti IKIP PGRI Pontianak
  • Galuh Bayuardi
  • Agus Suwarno
  • Novita Sariani
  • Rosanti Rosanti
  • Rina Rina
  • Eviliyanto Eviliyanto
  • Yoga Prasetya A N

Abstract

Pemusatan perhatian membangun perilaku individu maupun institusi merupakan upaya dalam menangani permasalahan lingkungan. Pemusatan perilaku berarti memusatkan pada ranah sebab atau ‘causal chain’. Pemusatan pada ranah sebab merupakan salah satu yang perlu mendapat prioritas karena ‘sebab’ bersifat lebih multidimensi sehingga relatif sulit untuk ditangani. Merujuk pada kerangka konseptual DPSIR dan Theory of Planned Behavior, pada ranah sebab terdapat konstruk ‘capacity’ dan ‘incentive’serta pemusatan pada penguatan pendidikan lingkungan efektif, orientasi afektif vertikal terintegrasi dalam pendidikan formal penanaman dan habituasi nilai-nilai lingkungan di masyarakat dan keluarga merupakan langkah-langkah yang dapat diupayakan untuk membangun ekologi literasi masyarakat. Spatial citizenship, dalam hal ini menekankan pada kemampuan individu dan kelompok untuk berinteraksi dalam pengambilan keputusan spatial masyarakat melalui produks, refleksi dan penggunaan geo-media. Keterkaitan literasi ekologi dan spatial citizenship masyarakat mampu mengakses dan menggunakan informasi geografis dari perangkat geomedia, maka dari keterkaitan keduanya adalah partisipasi masyarakat melalui produksi informasi geografis untuk mengetahui permasalahan lingkungan.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Ihsan Nurhakim, IKIP PGRI Pontianak

Prodi Pendidikan Geografi

Ivan Veriansyah, IKIP PGRI Pontianak

Prodi Pendidikan Geografi

Dian Equanti, IKIP PGRI Pontianak

Prodi Pendidikan Geografi

References

Hasbullah, J. (2006). Social capital: Menuju keunggulan budaya manusia Indonesia. MR-United Press.

Koesoema, D. (2007). Pendidikan karakter: Strategi mendidik anak di zaman global. Jakarta: grasindo, 212-221.

Mead, G. H. (1934). Mind, self and society (Vol. 111). University of Chicago Press.: Chicago.

Kumaidi, K. (2016). Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(4).

Abdulâ€Muhmin, A. G. (2007). Explaining consumers’ willingness to be environmentally friendly. International Journal of Consumer Studies, 31(3), 237-247.

Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational behavior and human decision processes, 50(2), 179-211.

Azar, C., Holmberg, J., & Lindgren, K. (1996). Socio-ecological indicators for sustainability. Ecological economics, 18(2), 89-112.

Bebbington, A. (1999). Capitals and capabilities: a framework for analyzing peasant viability, rural livelihoods and poverty. World development, 27(12), 2021-2044.

Walter, E. (2008). Cambridge advanced learner's dictionary. Cambridge university press.

Coleman, J. S. (1988). Social capital in the creation of human capital. American journal of sociology, 94, S95-S120.

EEA, E. (1999). Environmental indicators: Typology and overview. European Environmental.

Field, B.C. and Field, M.K.. (2006). Environmental economics; an Introduction. Fourth Edition. Mc Graw-Hill Co Inc, USA

Karyanto, P. (2010). Factors Affecting the Adoption of Sustainable Upland Agriculture at Lawu Mountain Indonesia. Ph.D Theses at Faculty of International Studies, Universiti Utara Malaysia, Malaysia

Kristensen. (2004). The DPSIR Framework. Proceeding at the 27-29 September 2004 workshop on a comprehensive/detailed assessment of the vulnerability of water resources to environmental change in Africa using river basin approach. UNEP Headquarters, Nairobi, Kenya

Muhammad, H. (2007). Manusia dan Tugas Kosmiknya menurut Islam, dalam Mangunjaya, F., Husain Heriyanto, Reza Gholami. 2007. Menanam Sebelum Kiamat (ed) Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Mohsen Mirri, (2007). Prinsip-Prinsip Islam dan Falsafah Mulla Shadra Sebagai Basis Etis dan Kosmologi Lingkungan Hidup. dalam Mangunjaya, F., Husain Heriyanto, Reza Gholami. 2007. Menanam Sebelum Kiamat (ed) Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Sarabhai, K., Meena Raghunathan & Shivani Jain. (2002). Environmental Education Some experiences of India. Paper on Some Pioneering Examples of Environmental Education Institute for global enironmenatl strategies. Japan, 2002.

Sumarsono, (2003). Kurikulum Kita: Dimana Salahnya. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja Edisi Khusus XXXVI Desember 2003.

Surakusumah, tanpa tahun, diakses pada 16 Juni 2012 dengan kata kunci ‘pendidikan lingkungan di Indonesia’

Surendra, L. (2011). National Journeys Towards Education for Sustainable Development; Reviewing National Experience in Indonesia. UNESCO, France

Parson, T. (1975). Social Systems and The Evolution of Action Theory. The Free Press, New York. USA.

Pretty, J., (2003).Social Capital. CTA Working Document. The ACP-EU CTA Publisher. Essex, UK.

Pope, J. (2003). Social Capital and Social Capital Indicator; A Reading List. Working Paper Series No. 1. Public Health Information and Development Unit. Adelaide

Routledge, B.R., and Amsberg, J.V. (2002). Social Capital and Growth. Carnegie- Rochester Conference Series on Public Policy. Pittsburg.

UN. United Nations, (1992). Agenda 21, United Nations Conference on Environment and Dvelopment, Rio de Janeiro, Brazil. United Nation Press, New York. UN. United Nations, (2002).

UN-General Assembly Resolution, 57/254 December 2002 Wals, A., 2009. Review of Context and Structure for ESD 2009.UNESCO 2009

Wals, A., 2009. Review of Context and Structure for ESD 2009.UNESCO 2009

Downloads

Published

2021-03-30

Most read articles by the same author(s)