Posisi Tawar Permendikbud Nomor 27 dan Urgensi Pendidikan Agama dalam Satuan Pendidikan

Authors

  • Akil Fitra Sholakodin Magister Sosiologi, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat

DOI:

https://doi.org/10.31571/edukasi.v19i2.3001

Keywords:

aliran kepercayaan, multikulturalisme, Pendidikan Agama, Permendikbud Nomor 27, indigenous religion, multiculturalism, Religious Education, Permendikbud Number 27

Abstract

Abstrak

Permendikbud Nomor 27 Tahun 2016 merupakan kebijakan yang dibuat untuk memfasilitasi penganut aliran kepercayaan agar mendapatkan hak pendidikan beragama dan berkeyakinan. Namun, praktiknya masih ditemui banyak kendala yang menghambat implementasi kebijakan tersebut. Kendala-kendala terlihat dari aspek kelembagaan, layanan, dan pemahaman stakeholder terkait. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan seberapa efektifkah mata pelajaran Pendidikan Agama bagi generasi muda. Kajian yang ditulis bertujuan untuk mengelaborasi efektivitas Pendidikan Agama yang praktiknya mengarahkan peserta didik menjadi lebih eksklusif, termasuk dalam hal pendidikan kepercayaan. Masalah tersebut apabila dibiarkan akan menimbulkan ekses negatif kedepannya. Penulis merekomendasikan perubahan ke arah yang inklusif dalam kerangka pendidikan multikultural.

 

Abstract

Minister of Education and Culture Regulation Number 27 of 2016 is a policy made to facilitate adherents of religious beliefs to get the right to education in religion and belief. However, in practice, there are still many obstacles that hinder the implementation of this policy. This obstacle can be seen from the institutional aspect, the service aspect, and the understanding aspect of the relevant stakeholders. This raises the question of how effective Religious Education subjects are for the younger generation in the current context. This paper aims to elaborate on the effectiveness of Religious Education which in practice directs students to be more exclusive, including in this case faith education. This problem if left unchecked will lead to negative excesses in the future. So this paper recommends a change to an inclusive direction within the framework of multicultural education.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adzkiya, U., & Fadhilah, I. (2020). Inklusi Sosial Penghayat Kepercayaan: Upaya Mendorong Hak Warga Negara Penganut Kepercayaan Sedulur Sikep Kudus. At-Taqaddum, 12(1), 91-101. https://doi.org/10.21580/at.v12i1.5622.

Banks, J. A., & Banks, C. A. M-G. (2016). Multicultural Education: Issues and Perspectives. Danvers: John Wiley & Sons, Inc.

Baskoro, A. (2020). Mewujudkan Social Inclusion: Kontribusi Satunama terhadap Penghayat Kepercayaan di Yogyakarta. Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat, 3(2), 181-196. https://doi.org/10.14421/panangkaran.2019.0302-03.

Budijanto, O. W. (2016). Penghormatan Hak Asasi Manusia bagi Penghayat Kepercayaan di Kota Bandung. Jurnal HAM, 7(1), 35-44. https://doi.org/10.30641/ham.2016.7.35-44.

Bustami, A. L. (2016). Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi dalam https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditkt/wp-content/uploads/sites/ 6/2016/11/SOSIALISASI-PERMENDIKBUD-NO.-27_2016-Tentang-Layanan-Pendidikan-Kepercayaan-Tdp-Tuhan-Yme-Pd-Satuan-Pendidikan.pdf. Diakses 1 September 2021.

Hamudy, M. I. A., & Rifki, M. S. (2020). Civil Rights of the Believers of Unofficial Religions (Penghayat Kepercayaan) in Pekalongan District. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 22(1), 48-59. https://doi.org/10.25077/jantro.v22.n1.p48-59.2020.

Hernandi, A. (2016). Nilai-Nilai Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME sebagai Rujukan Pembentukan Karakter Bangsa dalam https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditkt/wp-content/uploads/sites/6/2016/09/Makalah-ANDRI-HERNANDI-Nilai-Nilai-Kepercayaan-terhadap-Tuhan-YME-menjadi-Rujukan-Pembentukan-Karakter-Bangsa.pdf. Diakses 1 September 2021.

Instruksi Menteri Agama Nomor 4 Tahun 1978 tentang Kebijakan Mengenai Aliran-Aliran Kepercayaan dalam https://www.anri.go.id/download/ inventaris-arsip-tekstual-departemen-agama-19501998-1630545394. Diakses 1 September 2021.

Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1978 Tentang GBHN dalam https://peraturan.go.id/peraturan/view.html?id=11e458137d1ec49ea9b1303034323235. Diakses 1 September 2021.

Maarif, S., Mubarok, H., Sahroni, L. F., & Roessusita, D. (2019). Merangkul Penghayat Kepercayaan Melalui Advokasi Inklusi Sosial: Belajar dari Pengalaman Pendampingan dalam https://issuu.com/programpeduli/docs/ merangkul_penghayat_kepercayaan_melalui_advokasi_i. Diakses 1 September 2021.

Maulana, B., & Setyowati, N. (2019). Pemenuhan Hak Warga Negara oleh Negara (Studi Akses Pendidikan Kepercayaan bagi Peserta Didik Sekolah Menengah Atas Penghayat Kerokhanian Sapta Darma Cabang Surabaya). Kajian Moral dan Kewarganegaraan, 7(1), 196-210.

Mutaqin, Z. Z. (2014). Penghayat, Orthodoxy and the Legal Politics of the State: The survival of Agama Djawa Sunda (Madraisism) in Indonesia. Indonesia and the Malay World, 42(122), 1-23. https://doi.org/10.1080/13639811.2014.870771.

Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2007 tentang pelaksanaan UU No. 23 tahun 2006 tentang Adminduk dalam http://disdukcapil.purwakartakab.go.id/home/public/frontend/pdf/PP-NO-37-TH-2007.pdf. Diakses 1 September 2021.

Permana, A., Magiman, M. M., Science, F., & Putra, U. (2021). The Implementation of Educational Learning Services for the Penghayat Kepercayaan. İlköğretim Online, 20(3), 376-384. https://doi.org/10.17051/ilkonline.2021.03.36.

Permendikbud Nomor 27 Tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada Satuan Pendidikan dalam https://www.mlki.or.id/wp-content/uploads/2017/05/Pedoman-Impelentasi-FINAL-2-1.pdf. Diakses 1 September 2021.

Putri, U., & Pringgowijoyo, Y. (2020). Pemenuhan Layanan Pembelajaran Bagi Siswa Penghayat Kepercayaan Di Wilayah Dinas Pendidikan Kabupaten BantuL. Jurnal Kewarganegaraan, 4(1), 45-53. https://doi.org/10.31316/jk.v4i1.883.

Putusan MK Nomor 97/PUU-XIV/2016 tentang Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam https://www.mkri.id/public/content/ persidangan/putusan/97_PUU-XIV_2016.pdf. Diakses 1 September 2021.

Ramadhan, Y. (2019). Pemenuhan Hak-Hak Anak Penghayat Kepercayaan Atas Pendidikan melalui Kurikulum Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 7 Semarang) Skripsi: Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Tidak dipublikasikan.

Sholakodin, A. F. (2018). Implementasi Permendikbud No. 27 Tahun 2016 pada Warga Aliran Kebatinan Perjalanan di Kabupaten Tulungagung dalam http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Sosiologi/article/view/66350. Diakses 1 September 2021.

Suhadi, Yusuf, M., Tahun, M., Asyhari, B., & Sudarto. (2015). Politik Pendidikan Agama, Kurikulum 2013, dan Ruang Publik Sekolah. Yogyakarta: Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 29. https://www.bphn.go.id/data/documents/pkj_tumbuhnya_aliran_paham_keagamaan.pdf. Diakses 1 September 2021.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Adminduk Pasal 105 dalam https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/ UU_2006_23.pdf. Diakses 1 September 2021.

Downloads

Published

2021-12-16

How to Cite

Sholakodin, A. F. (2021). Posisi Tawar Permendikbud Nomor 27 dan Urgensi Pendidikan Agama dalam Satuan Pendidikan. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 19(2), 334–348. https://doi.org/10.31571/edukasi.v19i2.3001

Issue

Section

Systematic Review Article (Artikel Kajian)