MITOLOGI DAN MITOS SUKU DAYAK GOLIK GOA THANG RAYA DI DESA PEMODIS KECAMATAN BEDUAI KABUPATEN SANGGAU (KAJIAN HISTORIOGRAFI TRADISIONAL

Authors

  • teguh agustian

DOI:

https://doi.org/10.31571/sosial.v10i3.6665

Abstract

Abstrak

Latar belakang penelitian ini adalah mitologi suku Dayak Golik Goa Thang Raya di Desa Pemodis Kecamatan Beduai Kabupaten Sanggau (Studi Historiografi Tradisional). Mitologi adalah kumpulan komponen budaya yang terkait erat dengan mitos yang lazim di masyarakat secara luas. Mitos memainkan peran penting dalam budaya. Akan lebih mudah membedakan antara perbuatan yang sesuai dengan rencana Tuhan dan perbuatan yang dilakukan oleh nenek moyang di masa lalu dan memiliki konsekuensi sampingan, yang bisa berupa hal baik, buruk, atau penanda. Dengan bentuk studi Historiografi Tradisional, akan lebih memperdalam kajian kesejarahan dalam penelitian ini, yang tidak serta merta melepaskan kajian kesejarahan secara mendalam. Suku Dayak umumnya memiliki perasaan yang sangat kuat terhadap mitologi. Hal ini dikarenakan jika dilihat dari kajian sejarah, mitologi akan sangat erat kaitannya dengan mitos, sehingga bagi suku dayak kepercayaan terhadap mitos akan menjadi sugesti. kuat apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dengan sesuatu atau kebiasaan. Karena mitos merupakan bagian dari budaya masyarakat dan telah bertahan dari generasi ke generasi maka akan terus ada. Literatur yang tercipta dalam kajian historiografi tradisional akan lebih menitikberatkan pada tradisi dan bagaimana sebuah mitos dapat tersebar luas di kalangan masyarakat Dayak Golik, yang secara umum akan memperdalam bagaimana cerita ini muncul dalam masyarakat Dayak

 

Kata Kunci: Historiografi Tradisional, Mitologi, Masyarakat Dayak

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2023-12-31

How to Cite

agustian, teguh (2023) “MITOLOGI DAN MITOS SUKU DAYAK GOLIK GOA THANG RAYA DI DESA PEMODIS KECAMATAN BEDUAI KABUPATEN SANGGAU (KAJIAN HISTORIOGRAFI TRADISIONAL”, Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 10(3), pp. 294–307. doi: 10.31571/sosial.v10i3.6665.